SUDAH BERJUDUL
Puisi, adalah kata yang kupetik dari deretan huruf
kutata hingga terbaca hati
coba cari, di mana ada kata mengajak silat?
aku tak melatih tuk bela diri
Cukuplah ia terbaca dan membawa larut dalam cerita
setelah usai segeralah keluar
aku tak mau ada yang terjebak di dalamnya.
Ketika aku sedang kasmaran
setiap kata adalah cumbu sang kekasih
enggan ada kegaduhan atau tok tok tok, di kemesraan.
Apa aku buyarkan lamunan?
tentu saja! akan buyar dengan sendirinya sebab lamunan hanya permainan imaji.
kutata hingga terbaca hati
coba cari, di mana ada kata mengajak silat?
aku tak melatih tuk bela diri
Cukuplah ia terbaca dan membawa larut dalam cerita
setelah usai segeralah keluar
aku tak mau ada yang terjebak di dalamnya.
Ketika aku sedang kasmaran
setiap kata adalah cumbu sang kekasih
enggan ada kegaduhan atau tok tok tok, di kemesraan.
Apa aku buyarkan lamunan?
tentu saja! akan buyar dengan sendirinya sebab lamunan hanya permainan imaji.
----- Az Zky, 29 September 2015.
LEWAT MALAM AKU BERPESAN
Akan ku masuki lelapmu setelah rindu lama terbaring
ingin kuajak memberi kabar
sudah pulaskah engkau?
Kupakai malam sebagai pengantar pesan
agar gelapnya dapat menutupi rona wajah masih berwarna merah muda
enggan engkau menangkap, apa yang tak ingin kuambil
Terlihat kupu-kupu di luar jendela
engkau tak pernah mengajak masuk ke dalam
sekedar menawarkan minuman
bagaimana kau tahu ia tidak kehausan?
Ia pun berlalu tanpa pernah tahu
apakah engkau bersedia menuangkan minuman
bangunlah, hari sudah mengabarkan kepergiannya
Coba saja terus kau ingat
sebuah ketidakpastiankah jika salam selalu terjawab?
kenapa tak pernah perlihatkan pintu
sedang mengetuknya bukanlah sebuah keraguan.
----- Az Zky, 27 September 2015.
Kubangun piramida kian menjulang dari kerikilkerikil rindu yang kau tabung di celengan hati
kadang kuingin belanjakan tabungan itu,
namun tidak!
hargamu terlalu mahal tuk sebuah penyimpangan.
-----
Kiky, 02 November 2009
kadang kuingin belanjakan tabungan itu,
namun tidak!
hargamu terlalu mahal tuk sebuah penyimpangan.
-----
Kiky, 02 November 2009
SATU PURNAMA SAJA
Singa, baru saja melahap seekor buaya
entah darimana datangnya rasa lapar
kenyang seketika, dan akhirnya: hoaaaam!
Sssst, jangat berisik, angin terlampau membuai
rumput bergoyang-goyang...semakin, hoaaaam
singa selalu menjaga pulasnya, sampai kelak....
alasan terkuat membuatnya bangun lagi.
Dalam pulas, singa memberi kesempatan
menelusuri alam yang tak seorang pun tahu, isinya
di selembar daun akan ditemukan
sebuah kekhawatiran atau sebuah kekeliruan
biarlah perjalanan ini membuat kita:
saling merindukan.....kemudian paham
saat batu membuat kaki tersandung
Ada rasa sakit, kita bisa menyembuhkannya bersama
mungkin, itulah saat singa terbangun
: mengubah raungan menjadi, percik api.
-----
Kiky, 07 Februari 2013
DI BALIK BATAS
Pada embun tersimpan alarm
mentari berbisik dengan sinarnya
jangan onari kewajiban dengan lengkung senyum
yang terbingkai di mata.
Bening air pertahankan tidak keruh
tetap penuhi gelas sepanjang menuju petang
sabarlah sampai senja berlalu
dan malam membawa rembulan untukmu
Di sanalah engkau membingkai senyum
cahaya rembulan teman bagimu
menari bersama angin
tanpa mengaduk kewajiban dan keinginan
...dalam satu gelas
Cukup panjang bisikan mentari
kubuat dalam beberapa bait
namun kusisakan satu bait
untuk menulis sebuah jawaban
Mentari dan rembulan
mustahil bertemu...
aku paham, bagaimana tak membuat gerhana
sebab aku,
kuncup yang tahu waktu mekar.
-----
Kiky, 30 Desember 2012
Pada embun tersimpan alarm
mentari berbisik dengan sinarnya
jangan onari kewajiban dengan lengkung senyum
yang terbingkai di mata.
Bening air pertahankan tidak keruh
tetap penuhi gelas sepanjang menuju petang
sabarlah sampai senja berlalu
dan malam membawa rembulan untukmu
Di sanalah engkau membingkai senyum
cahaya rembulan teman bagimu
menari bersama angin
tanpa mengaduk kewajiban dan keinginan
...dalam satu gelas
Cukup panjang bisikan mentari
kubuat dalam beberapa bait
namun kusisakan satu bait
untuk menulis sebuah jawaban
Mentari dan rembulan
mustahil bertemu...
aku paham, bagaimana tak membuat gerhana
sebab aku,
kuncup yang tahu waktu mekar.
-----
Kiky, 30 Desember 2012
KESAL
Kau siapa,
dispenser kupunya
kenapa tombolnya padamu?
On-off,
seenaknya.
Huuuuuhh...!
Aku layu di bawah terik,
hati tak lagi rindang
kemarau mengambil kesejukan yang disisakan hujan
..baru kemarin merintik
Layu ini,
bagaimana mekarkan kembali
saat musim melarang
air sumur tak boleh ditimba.
-----
Kiky, 21 Desember 2012
Kau siapa,
dispenser kupunya
kenapa tombolnya padamu?
On-off,
seenaknya.
Huuuuuhh...!
Aku layu di bawah terik,
hati tak lagi rindang
kemarau mengambil kesejukan yang disisakan hujan
..baru kemarin merintik
Layu ini,
bagaimana mekarkan kembali
saat musim melarang
air sumur tak boleh ditimba.
-----
Kiky, 21 Desember 2012
PELUK AKU
Rindu ini, kulempar dari tempat yang jauh
sebagai isyarat,
rasa yang kutunggu: kau bawa pulang
Di sini, rumah hati kita.
Tempat aku menarikan selangkah gelora
dan engkau tak mau kalah....
melangkahi segenab rasa
Kian bara,
padam tak mau pergi.
-----
Kiky, 22 Desember 2012
Comments
Post a Comment
Silahkan berkomentar semau kalian