Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2016

Bagaimana Seharusnya Seorang Muslim Hidup Dan Berfikir

Dalam Al Qur’an, Allah langsung menjawab semua pertanyaan yang jawabannya dibutuhkan oleh manusia sepanjang hidupnya. Allah memberikan pemecahan yang sempurna dan paling masuk akal untuk semua masalah yang muncul. Seperti firman Allah pada ayat kedua surat Al Baqarah, " Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa." Ayat-ayat lainnya juga menunjukkan bahwa Allah telah menjelaskan segalanya dalam Al Qur’an: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS Yusuf, 12:111) … Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (QS An Nahl, 16:89)  Orang yang beriman mengatur seluruh hidupnya se

Beriman Kepada Allah, Malaikat, Kitab, Dan Hal Ghaib

Beriman Kepada Allah Yaitu keyakinan yang sesungguhnya bahwa Allah adalah wahid (satu), ahad (esa), fard (sendiri), shamad (tempat bergantung), tidak mengambil shahibah (teman wanita atau istri) juga tidak memiliki walad (seorang anak). Dia adalah pencipta dan pemilik segala sesuatu, tidak ada sekutu dalam kerajaan-Nya. Dialah Al-Khaliq (yang menciptakan), Ar-Raziq (Pemberi Rizki), Al-Mu'thi (Pemberi Anugerah), Al-Mani' (Yang Menahan Pemberian), Al-Muhyi (Yang Menghidupkan), Al-Mumit (Yang Mematikan) dan yang mengatur segala urusan makhluk-Nya. Dialah yang berhak disembah, bukan yang lain, dengan segala macam ibadah, seperti khudhu' (tunduk), khusyu', khasyyah (takut), inabah (taubat), qasd (niat), thalab (memohon), do'a, menyembelih, nadzar dan sebagainya. Termasuk beriman kepada Allah adalah beriman dengan segala apa yang Dia kabarkan dalam kitab suci-Nya atau apa yang diceritakan oleh Rasul-Nya SAW tentang Asma' dan sifat-sifat-Ny

Mengetahui Dampak Maksiat Terhadap Iman Dan Menggunakan Logika Untuk Mencapai Keimanan

M aksiat adalah lawan ketaatan, baik itu dalam bentuk meninggalkan perintah maupun melakukan suatu larangan. Sedangkan iman, sebagaimana telah kita ketahui mempunyai 70 cabang lebih, yang tertinggi adalah ucapan 'laa ilaaha illallah' dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan di jalan. Jadi cabang-cabang ini tidak bernilai atau berbobot sama, baik yang berupa mengerjakan (kebaikan) maupun meninggalkan (larangan). Karena itu maksiat juga berbeda-beda. Dan maksiat berarti keluar dari ketaatan. Jika ia dilakukan karena ingkar atau mendustakan, maka ia bisa membatalkan iman.  Sebagaimana Allah SWT menceritakan tentang Fir'aun dengan firman-Nya dalam Surah An-Nazi'at 21 yang artinya: " Tetapi Fir'aun mendustakan dan mendurhakai."  Dan terkadang maksiat itu tidak sampai pada derajat tersebut sehingga tidak membuatnya keluar dari iman, tetapi memperburuk dan mengurangi iman. Maka siapa yang melakukan dosa besar seperti berzina, mencuri, minum-minuman yang m

Dalil-dalil Ahlus Sunnah Tentang Iman

Dalil-dalil Ahlus Sunnah   A hlus Sunnah berhujjah dengan dalil-dalil yang banyak sekali dari Al-Qur'an dan Al-Hadits, diantaranya: 1. Firman Allah Swt dalam Surah Al-Hujurat : 9-10 yang artinya :   " Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat adil. Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat ." Segi Istidlal (pengambilan dalil)nya: Allah tetap mengakui keimanan pelaku dosa peperangan dari orang-orang mukmin dan bagi para pembangkang dari sebagian golongan

Hal-hal Yang Membatalkan Iman

Pembatal iman atau "nawaqidhul iman" adalah sesuatu yang dapat menghapuskan iman sesudah iman masuk didalamnya . Jika iman sudah datang, maka seseorang wajib mengucapkan syahadad kembali. Pembatal – pembatal iman antara lain: 1 . Mengingkari rububiyah Allah atau sesuatu dari kekhususan-kekhususan-Nya, atau mengaku memiliki sesuatu dari kekhususan tersebut atau membenarkan orang yang mengakuinya.   Allah berfirman dalam Surah Al-Jatsiyah : 24 yang artinya: " Dan mereka berkata, 'Kehidupan ini tak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa', dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja ." 2. Sombong serta menolak beribadah kepada Allah.   Allah berfirman dalam Surah An-Nisa' : 172-173 yang artinya: " Al-Masih, sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (

Rukun Iman Serta Cabang-Cabang Iman

Pengertian Rukun Iman Serta Cabang-Cabang Iman Rukum iman adalah sesuatu yang menjadi syarat tegaknya iman. Rukun iman / “rukun” berasal dari kata " A rkaan" bentuk Jama' dari "rukn, ruknusy syai'" yang berarti sisi sesuatu yang paling kuat . Jika iman sudah berdiri tegak, maka seseorang akan melakukan perbuatan-perbuatan yang diperintahkan agama. Namun tidak semua perbuatan bisa menjadikan seseorang bisa disebut sebagai muslim sejati (penganut agama islam), jika perbuatannya tercampuri oleh hal-hal yang tidak perintah / dalilnya. Seseorang disebut muslim sejati jika sudah melaksanankan semua rukun islam, cukup dan tidak perlu ditambah-tambah lagi.     Rukun iman berjumlah 6, yaitu sebagai berikut : 1. Iman kepada Allah 2. Iman kepada para malaikat 3. Iman kepada kitab-kitab samawiyah 4. Iman kepada para rasul 5. Iman kepada hari Akhir 6. Iman kepada takdir Allah , yang baik maupun yang buruk Adapun dalil tent