Manakala mata dituntut untuk menjaga pandangan dari hal hal yang provokatif, mampukah sang pemilik menjadi pemelihara yang baik dan terbaik ?
COBA KULIHAT MATAMU
Tahukah salah satu hal paling menantang pada tubuh manusia, yang dapat membuat pemiliknya ekstra mawas diri ? adalah Mata. Manakala mata dituntut untuk menjaga pandangan dari hal hal yang provokatif, mampukah sang pemilik menjadi pemelihara yang baik dan terbaik ?
Bagaimana jika ingin kulihat matamu, lalu di sana kutemukan berbagai gambar-gambar aurat-aurat, tubuh manusia tanpa busana, atau video-video mesum, dan juga bacaan-bacaan provokatif lainnya, yang sudah membawa mata pada kemaksiatan. Yang kesemuanya itu akan kita saksikan pada hari perhitungan di yaumil akhir ?
Lalu bagaimana bisa dunia menyibukkan mata anda pada hal-hal melalaikan yang membuat mata makin menikmati sajian yang dilarang untuk dilahap ?
Ketika kita sudah tahu tentang hal-hal yang tidak diperbolehkan bahkan diharamkan, beserta dalil-dalil dan hadist riwayat yang menjelaskan, namun ternyata tak membuat pengetahuan atau ilmu kita membagun pagar yang tinggi sebagai sekat, agar kita tak melangkahi sebuah larangan.
MAKA:
Ada saja tembok dibuat bocor agar mata dapat mencuri-intip, lalu mengundang murka Allah SWT. Jika kejadiannya seperti ini, di manakah letak rasa takut akan Allah SWT yang mempunyai murka, azab dan siksa ?
Mata dibuat ketagihan pada muslihat yang menipu, menikmati nikmat yang sudah tahu bahannya api yang membakar, namun tetap saja memilih untuk terbakar.
Di manakah rasa takut pada Allah SWT di letakkan ? Sedang kita sadar dan menyadari efek dari akal yang dibuat lumpuh akan nikmat-nikmat api, yang setiap disentuh makin menambah nyala api kian kobar membakar.
Akan lebih jauh lagi, ketika mata larut dalam kemaksiatan, akal pun ikut lumpuh, maka tumbanglah rasa takut kepada Allah SWT. Sebab makin kuat dorongan-dorongan nafsu yang dihembuskan para iblis untuk menjerumuskan manusia ke tempat paling panas siksaannya kelak.
Sept-06-2015.
.
Comments
Post a Comment
Silahkan berkomentar semau kalian