.
Bunga, ranum dalam taman
hanya mengintip sepasang kupu-kupu bersentuhan sayap
atau betina-jantan sang merpati patuk kemesraan
lalu melihat adam-hawa bergandeng tangan
mawar, tetap rekah dalam duri
hingga zaman membawanya pada permulaan
mengizinkan angin bermain-main dalam angan
Kala itu, ia terketuk sentuhan kata
setiap senyum adalah deretan huruf huruf
seolah sengaja..
agar alam membaca kegembiraannya
sadarkan ruang kosong yang sama sekali tak terisi keinginan.
Waktu membawanya pada kemahiran
membaca juga menulis
tentang arti menyatunya hati insani
mampu menyulap rumput jadi wajah kekasih
atau hadirkan gelengan kepala atas kuluman senyum,
oranglain tak perlu tahu sebabnya.
Tak terasa, awan menggandeng tangannya
berputar-putar, sesekali menabrak layang-layang
manyun si pengulur benang dibuat putus, dan pupus
maaf, tak sengaja ucapnya.
Rasanya baru semenit,
ketika burung elang menabrak impian
lintasi ruang kaget, terkejut
jatuhnya tak hanya sakit.
Mata, mengambil paksa rintik rintik milik langit
menumpahkannya ke kubangan duka
hujan kepedihan, lama meninggalkan musim.
Kini, ia telah mengembalikan waktu ke tempatnya
tanpa berniat membawanya lagi
sesekali tersenggol senyum kala ingatan lalu mengetuk-ngetuk
"ah....dulu, apakah ia sempat menabur pelet pada ingatan?"
selalu minta dikenang, walau aku...
telah hijrah ke zaman orde baru.
-----
Kfp08 Juli
.
Bunga, ranum dalam taman
hanya mengintip sepasang kupu-kupu bersentuhan sayap
atau betina-jantan sang merpati patuk kemesraan
lalu melihat adam-hawa bergandeng tangan
mawar, tetap rekah dalam duri
hingga zaman membawanya pada permulaan
mengizinkan angin bermain-main dalam angan
Kala itu, ia terketuk sentuhan kata
setiap senyum adalah deretan huruf huruf
seolah sengaja..
agar alam membaca kegembiraannya
sadarkan ruang kosong yang sama sekali tak terisi keinginan.
Waktu membawanya pada kemahiran
membaca juga menulis
tentang arti menyatunya hati insani
mampu menyulap rumput jadi wajah kekasih
atau hadirkan gelengan kepala atas kuluman senyum,
oranglain tak perlu tahu sebabnya.
Tak terasa, awan menggandeng tangannya
berputar-putar, sesekali menabrak layang-layang
manyun si pengulur benang dibuat putus, dan pupus
maaf, tak sengaja ucapnya.
Rasanya baru semenit,
ketika burung elang menabrak impian
lintasi ruang kaget, terkejut
jatuhnya tak hanya sakit.
Mata, mengambil paksa rintik rintik milik langit
menumpahkannya ke kubangan duka
hujan kepedihan, lama meninggalkan musim.
Kini, ia telah mengembalikan waktu ke tempatnya
tanpa berniat membawanya lagi
sesekali tersenggol senyum kala ingatan lalu mengetuk-ngetuk
"ah....dulu, apakah ia sempat menabur pelet pada ingatan?"
selalu minta dikenang, walau aku...
telah hijrah ke zaman orde baru.
-----
Kfp08 Juli
.
Comments
Post a Comment
Silahkan berkomentar semau kalian