Di musim kemarau ramai menggali sumur
lumrah, ketika dahaga mencari air
namun di musim hujan sebuah ladang kekeringan
untuk apa air jika tak pernah cukup
Ah, aku dalam gelengan kepala
takjub akan keserakahan berkolaborasi dengan dengki
saling jabat memberi kemarau
tempat ia pijakkan mata dan ambisi
Meminum segala manjakan kebutuhan
akan kelahiran nafsu yang selalu disusui
suburkan ladang duniawi di tengah tandusnya iman
Sini, jika engkau berkenan
kan kuajak berkeliling di padang syukur
berjalan telusuri lorong-lorong terang
tempat nikmat tak dijadikan kufur
Kelak, di tengah kobaran api
ada setapak memberi jalan
setelah kendali dunia berhasil memeluk akhirat diri
-----
Kfp 11 Oktober
.
Comments
Post a Comment
Silahkan berkomentar semau kalian