HAPPY BIRTHDAY
(For My Honey)
Pertemuan, awal yang tak terduga. Seperti jumpa kita di awal itu. Andai tak pernah terjadi kerusuhan di lahan para penyair, kita tentu tak sedekat ini. Ingatkah engkau, wahai kekasih?
Engkau dilempari aneka syair indah berjudul "sampah" karena adanya diksi diksi yang tertulis tanpa tahu apa makna kata "sampah". Hingga metafora beranikan diri mengabaikan kebenaran. Kalau saja aku, bukan majas personifikasi, tentu, tak kutemukan: siapa dikau. Dan engkaulah syair yang selalu terisrat dalam setiap surat.
Kekasih, jika di hari ini aku begitu mencintaimu dengan rupa rupa rasa, itulah ulah rindu. Membawaku pada 14 Juli 2013, untuk mengucapkan: SELAMAT ULANG TAHUN, kepadamu.
Ketahuilah kekasih, jika usia kian banyak jumlahnya, engkau pun dituntut semakin sayang kepadaku. Sebab usia kerap kali membuat pemiliknya kian dewasa dalam bersikap.
Semoga Tuhan selalu melindungimu, dari segala rintangan aral. Sebab petunjukNya nyata membawa ke arah sebuah cahaya.
Semoga sehat selalu sepanjang masa, agar senantiasa kuselalu melihatmu tersenyum dalam memujiNya dan mengucap syukur.
Semoga sukses akan kau dapati dalam hidup. Dan jangan lupa memohon kepadaNya akan setiap jalan yang akan kau lalui. Tiada satu penghalang apapun kan merintangi, dengan bantuanNya.
Dan jadilah kekasih bagi hatiku juga jiwaku. Kekasih yang senantiasa--selalu saling mendoakan. Agar cinta tidaklah usang seiring waktu kian menua.
Kekasih, di hari 14 Juli 2013 ini, kuucapkan kepadamu, berbahagialah selalu. Dan tercapai setiap apa yang kau inginkan. Tentu dengan segala kebaikan dari sang Pemurah.
Maka di hari 14 Juli ini, mari kita berjabat dalam doa, agar senantiasa mata-hati tak pernah dibuat buta. Agar kita dapat terus melihat. Tanpa pernah mengabaikan jalan pulang.
Kekasih, kuberikan sebukit senyum untukmu di hari ini, agar dapat terus kau ingat, akulah kerinduan yang membukit. Yang selalu kau daki tanpa pernah membuatmu lelah.
Aku mencintaimu, SELAMAT ULANG TAHUN: 14 Juli 2013.
Dan izinkan sebuah puisi, kuhadiahkan untukmu di harimu ini.
ENGKAULAH ENGKAU
Sering aku menatap sumur
ada timba diseutas tali terjulur
namun keinginan gerakkan itu, tiada
walau jelas kulihat gerak mata_air di sana..,
-tak membuatku ingin tercebur
Aku, hanya ingin basah di waktu mandi
sehingga sering kuabaikan panggilan handuk
atau sabun yang memamerkan busa-busanya
dan lulur siap menggosok di sekujur tubuh
-kutolak! sebelum badan meminta diguyur
Ada engkau, engkaulah..
baju yang mengancing erat, ke segenab rasa
-dan aku selalu ingin berpakaian.
Kekasih, temui aku di tiang rindu
kian menjulang menuju tingginya hasrat
yang kini sedang bermain ayunan
-ada angin, sepoi-sepoikan kerinduan.
Namun aku tetap tak ingin mandi,
walau sabun telah membusa, dan air
telah ada di dalam gayung, sebab!
air sedang tidak terima perintah:
-jangan guyur sekarang.
Aku menanti hujan dari langit
yang rintiknya tumpah-ruah
tanpa pernah minta dihitung
-begitulah, ketika rindu berisyarat
Ada engkau, engkaulah...
ruang yang tak pernah dikontrakkan
sebab persada hati bermukim di sana
-tanpa pernah terusir keluar.
-----
Kiky-Jayapura,
14 Juli 2013 (WIT)
.
Comments
Post a Comment
Silahkan berkomentar semau kalian