*****
Entah, mengapa aku menjadi sangat keterlaluan seperti ini.
Yang selalu tak sadar pemberian tuhan, untuk apa kau ada.
Bahkan, logikaku selalu berusaha menampakan diri.
Memperingatkan aku akan jadi apa, jika nanti kau tiada
Dan aku, sekian lama tidak mengetahui diri.
Sedangkan, kamu tak pernah niat melarikan diri.
Sikapmu menyelimuti, nyaman, tentram, sabar, sayang.
Kau bilang aku monster, yang membuatmu menangis.
Hatimu ku iris, teriakanku berlapis-lapis.
Kau kenal aku lelaki penyayang, terkadang aku berirama.
Agar kau senang. Aku pun jujur ketika kau ku puji.
Lalu kembali, aku anak kecil hangat dalam pelukanmu.
Ketika aku benar-benar manja, telingamu pecah darah pun tumpah ke ulu hati.
Kau bernasihat : "merpati tak mendekat jika kau berteriak"
Esoknya, aku mengulangi. Aku seperti sang pemilik hati.
kepalaku terasa seolah-olah membatu.
From : Freza Nur Fauzi
To : Rizky Wahab
At 01:38 AM
August, 30-2013
Entah, mengapa aku menjadi sangat keterlaluan seperti ini.
Yang selalu tak sadar pemberian tuhan, untuk apa kau ada.
Bahkan, logikaku selalu berusaha menampakan diri.
Memperingatkan aku akan jadi apa, jika nanti kau tiada
Dan aku, sekian lama tidak mengetahui diri.
Sedangkan, kamu tak pernah niat melarikan diri.
Sikapmu menyelimuti, nyaman, tentram, sabar, sayang.
Kau bilang aku monster, yang membuatmu menangis.
Hatimu ku iris, teriakanku berlapis-lapis.
Kau kenal aku lelaki penyayang, terkadang aku berirama.
Agar kau senang. Aku pun jujur ketika kau ku puji.
Lalu kembali, aku anak kecil hangat dalam pelukanmu.
Ketika aku benar-benar manja, telingamu pecah darah pun tumpah ke ulu hati.
Kau bernasihat : "merpati tak mendekat jika kau berteriak"
Esoknya, aku mengulangi. Aku seperti sang pemilik hati.
kepalaku terasa seolah-olah membatu.
From : Freza Nur Fauzi
To : Rizky Wahab
At 01:38 AM
August, 30-2013
Comments
Post a Comment
Silahkan berkomentar semau kalian