Di setiap waktu kesendirianku, selalu saja terlintas semua ingatan tentangmu. Ingatan yang tercipta saat kau katakan sebuah kejujuran, yang ternyata hatiku tak mampu menahan ketika tiba-tiba kesedihanlah yang terasa. Kau bilang mencintaiku, dan mengatakan bahwa setiap masalalumu tak ada yang pernah mampu merenggut cintamu. Walau kini hampir sepenuhnya aku percaya akan tulusnya cintamu padaku, dunia di sekitarku selalu membisikkan keraguan dalam hati. Walau bagaimanapun kau tak akan pernah bisa menghilangkan bukti noda merah di atas kain putih. Aku sangat mencintaimu, dan bukannya aku menuntut keaslian rupamu. Hanya saja aku sedang mengungkapkan perasaanku sejujur-jujurnya, aku, ingin memilikimu yang dulu dan sekarang. Namun nyatanya, waktu mempertemukan aku denganmu di saat ini, di saat tak ada kepekaanmu pada apa yang kurasakan ketika aku tak puas dengan sedikitnya perhatian yang kau beri. Mengertilah, bukan aku memintamu untuk mengganti rasa
lisan Aku tak suka teka teki dari sebuah lisan hanya gemar mengisi buku teka teki silang yang dijual di toko ketika lisan melipat-lipat kebenaran dengan lenturnya aku butuh matras meng-olah kata. Seringnya, pemain petak terumpet waktu sesal, saat jari pun menarik diri tak mau digigit aku pantas tersenyum iba, tinggalkan teka membawa tekinya. kfp, Noltiga-12-15.